Kamis, 08 April 2010

Pidato Hari Kartini

Yang terhormat Bapak Kepala sekolah, Bapak dan Ibu guru, serta teman-teman yang saya cintai.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala Rahmat-Nya pada hari ini kita dapat berkumpul bersama guna mengadakan acara peringatan hari Kartini.

21 April adalah tanggal kelahiran RA Kartini. Seorang perempuan bangsa yang tak kenal lelah memperjuangkan hak kaumnya. Seorang pahlawan yang menjadi tonggak kebangkitan perempuan Indonesia. Dengan ketulusan, kesabaran,dan keikhlasan yang beliau miliki, pada akhirnya mampu melawan segala keterbatasan dalam berjuang. Berjuang melawan musuh terbesar dalam kehidupan, yaitu kebodohan dan keterbelakangan.

Ya, ibu kita Kartini adalah perempuan biasa yang memiliki begitu banyak keterbatasan dalam kehidupannya. Beliau terkungkung oleh budaya, terkungkung oleh aturan, keadaan yang sama sekalitidak memihak pada dirinya. Hal itu membuatnya kehilangan hak, kehilangan kehidupan, dan kehilangan masa depan.

Namu beliau bukanlah perempuan lemah yang begitu saja menyerah pada keadaan. Justru segala keterbatasan itu membuat semangatnya bangkit untuk segera berjuang memperbaiki nasibnya dan nasib kaumnya ka itu. Baginya, perempuan Indonesia harus keluar dari nebula kebodohan agar hak-haknya dapat diraih sehingga meningkatkan derajat dan martabatnya yang selama ini terenggut oleh budaya yang mengagungkan laki-laki di atas segala-galanya tanpa memperdulikan keberadaan seorang perempuan.

Pelan namun pasti. Dengan kegigihan, kesabaran, ketulusan, dan keikhlasan mengantarkan RA Kartini pada mimpi-mimpi dan harapannya untuk melihat kaumnya sejajar dengan laki-laki.

Akan tetapi perjuangan belum berakhir. Sebab putaran roda zaman akan mengiringi perjuangan kaum perempuan. Kita harus menyadari bahwa akan lebih banyak rintangan yang menghadang. Bersifat kompleks dan kerap kali semu. Jika kita tidak waspada dan jeli, maka kita akan terperosok kedalam jurang kebodohan yang lebih dalam lagi.

Seperti yang kita tahu saat ini, begitu banyak persoalan hidup malang melintang dalam keseharian kita. Mulai dari hal yang paling sederhana hingga ke hal yang paling prinsip sekalipun. Belenggu narkoba, kasus pornoaksi dan pornografi, seks bebas, beredarnya situs-situs porno, berita-berita kawin siri di bawah umur, kekerasan dalam rumah tangga(KDRT) hingga pada trafiking atau penjualan perempuan dan anak, dan lain-lain.

Sungguh miris mendengarnya. Sementara kita hidup diantara belenggu-belenggu setan tersebut.

Tentu kita sebagai penerus bangsa tidak ingin suatu saat nanti menjadi korban belenggu-belenggu duniawi itu. Maka sudah pasti, perjuangan kita sebagai remaja dan pelajar akan di uji disini. Bagaimana kita menyikapi nuansa kehidupan yang beragam dengan bijaksana dan konsekwen.

Untuk itulah mari kita sama-sama bejuang dengan segenap kemampuan kita agar berbudi luhur dan mempunyai jiwa ketimuran.

Ingatlah bahwa keberhasilan sebuah bangsa adalah karena peran wanita dibelakangnya. Ingatlah juga bahwa berjuang meraih hak perempuan tidak sama dengan menyalahi takdir Tuhan. Kita berjuang tapi tetap pada koridor kodrati.

Kita harus menjadi perempuan mandiri, kuat dan tangguh dalam mengarungi kehidupan . tak harus menjadi kejam, otoriter, angkuh ataupun keras hati untuk mandiri dan tangguh. Tapi justru kelembutan, kesabaran, dan keikhlasan akan membawa kita menjadi perempuan yang tidak terkalahkan . seperti halnya perjuangan Ibu Kartini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar